Mengubah Penyesalan Menjadi Hal yang Positif
Setiap
orang pasti memiliki satu hal yang disesali. Begitu pun saya. Beberapa tahun belakangan, hal yang saya
sesali adalah di masa lalu saya banyak melewatkan kesempatan dan tidak bisa banyak
melakukan hal yang saya sukai, hal yang menjadi impian saya saat itu harus saya lewatkan karena banyak hal yang terjadi saat itu. Saya
terkadang iri melihat orang-orang yang ‘sepertinya’ bisa melakukan banyak hal
yang mereka sukai, pergi kemanapun tanpa dibatasi, dan sudah mencapai impian
mereka.
"Jika waktu itu saya tidak mengikuti ini, saya pasti sudah ada di tempat ini"
"Jika waktu itu saya tidak mendaftar di sini, pasti sudah bisa ada di negara ini"
"Jika waktu itu saya tidak melewatkan ini, pasti saya sudah seperti mereka"
Kata-kata seperti itu sudah seperti di-copas banyak sekali dan memenuhi benak saya.
Namun, kemudian saya tersadar, bahwa itu sudah waktunya bagi mereka, sedangkan buat saya belum waktunya. Saya masih harus belajar lagi, saya masih diberi kesempatan untuk menjadi lebih baik lagi sebelum mencapai apa yang saya impikan.
"Jika waktu itu saya tidak mengikuti ini, saya pasti sudah ada di tempat ini"
"Jika waktu itu saya tidak mendaftar di sini, pasti sudah bisa ada di negara ini"
"Jika waktu itu saya tidak melewatkan ini, pasti saya sudah seperti mereka"
Kata-kata seperti itu sudah seperti di-copas banyak sekali dan memenuhi benak saya.
Namun, kemudian saya tersadar, bahwa itu sudah waktunya bagi mereka, sedangkan buat saya belum waktunya. Saya masih harus belajar lagi, saya masih diberi kesempatan untuk menjadi lebih baik lagi sebelum mencapai apa yang saya impikan.
Mencapai
sesuatu yang diimpikan bukanlah akhir dari perjalanan hidup. Melainkan sebuah
level baru yang harus dijalani, ibarat main game, pastinya monster di level
selanjutnya bakal lebih jahat, lebih banyak dan susah dibasmi. Jika masih
memiliki kemampuan yang sebatas level 1 saja, saya yang memaksakan naik level 2
pakai cheat bisa saja mati di awal permainan.
Begitupun
saya. Jika saya waktu itu saya tidak dapat kesempatan untuk melakukan hal yang saya inginkan dan saya
impikan, itu artinya dalam skill profile saya masih 0 bahkan -100, haha. Bila dikirimkan ke medan
pertempuran melawan monster-monster levl 2 tersebut, saya akan langsung mati sebelum
berperang.
Lantas
saya tidak berhenti dalam penyesalan saja, saya berusaha lewat jalan lain
yang bisa saya lakukan sedikit demi sedikit. Sempat ada saat dimana saya tidak tahu harus berbuat apa setelah lulus kuliah. Namun saya mulai mencoba hal-hal kecil yang saya mampu kerjakan. Memiliki hobi dan kesukaan baru serta memiliki
tujuan baru.
Apakah
saya sudah mencapai apa yang saya impikan? Belum semuanya, hihi. Kehidupan
adalah proses, masih ada proses panjang dalam level ini.
Dari
tadi bahas penyesalan. Apa sih artinya penyesalan? Hayoo. Penyesalan sendiri
dideskripsikan sebagai perasaan kecewa, tidak senang karena berbagai hal
seperti tidak mengambil kesempatan, sudah memilih keputusan yang salah, atau
sudah berbuat satu hal tertentu yang dianggap memalukan. Sebagian besar
mengkategorikannya sebagai perasaan negatif yang mampu mengganggu kesehatan
mental seseorang jika terjadi berkepanjangan dan seseorang tetap diam di tempat
bersama penyesalannya tanpa melakukan apapun. Namun, penyesalan ternyata
membawa dampak positif bagi seseorang.
Penyesalan
bisa membuat seseorang lebih waspada dan lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan,
penyesalan bisa membuat seseorang menjadi sosok yang lebih baik, penyesalan
juga bisa membuat seseorang menjadi bersemangat begitu ada kesempatan baru yang
datang karena dia sudah sadar bahwa satu kesempatan datangnya tidak setiap
saat. Pemikiran, dukungan dan lingkungan yang positif mampu membuat penyesalan
seseorang ini menjadi langkah baru untuk mencapai sesuatu yang menjadi
tujuannya.
Lalu
bagaimana caranya mengubah penyesalan menjadi hal yang positif?
Saya
akan bagikan sesuai pengalaman saya saja ya, yang saya rasakan dan saya alami
sendiri
1.
Mencari role model/panutan/idola. Hal ini penting karena, motivasi selain
datang dari teman, orang tua, diri sendiri juga bisa datang dari orang sukses
di luar sana. Mereka sukses atau public figure yng pastinya telah melalui
banyak hal, dan sekalipun sudah mencapai titik yang mereka impikan, masih
banyak masalah lain yang harus dihadapi.
2.
Browsing/menonton kisah inspiratif. Jika tidak menemukan idola satu pun,
sekedar menonton atau membaca kisah inspiratif seseorang yang sudah jatuh
bangun dalam hidupnya, juga bisa membantu kita berpikiran lebih positif
menghadapi kehidupan kita.
3. Memaafkan
dan meminta maaf. Memaafkan diri sendiri, tidak terus menerus melimpahkan
kesalahan dan mengingat ingat kegagalan sebagai hal yang memalukan, namun
sebagai pembelajaran. Meminta maaf kepada Tuhan maupun meminta maaf kepada
orang yang pernah kita lukai, maka sedikit demi sedikit energi positif yang
kita dapatkan mampu membuat kita bisa bangkit dari penyesalan dan melihat masa
lalu sebagai proses belajar. Kita bukan lagi orang yang sama dengan saat kita
berbuat kesalahan, kita adalah orang yang berbeda yang sudah punya bekal
‘kesalahan’ dari masa lalu.
4.
Melakukan hal-hal kecil. Hal-hal kecil yang masih mungkin kita lakukan untuk
mencapai tujuan kita misalnya membangun hubungan baik dengan orang lain,
bekerja di tempat yang sederhana, membantu orang lain, ikut seminar, dan lain
sebagainya yang bisa kita lakukan. Kalaupun hal tersebut tidak menghasilkan
materi, selama hal itu baik, tidak menyakiti diri sendiri dan orang lain,
kebaikan itu membawa rasa damai dan kebahagiaan dalam hati yang memberikannya.
Bukankah kedamaian dan kebahagiaan adalah impian kita semua?
5. Mengenali
diri sendiri. Mengenal diri sendiri, kemampuan dan kelemahan, kesukaan, hal
yang tidak disukai, fobia, penyakit dan hal-hal lain mengenai diri sendiri
adalah hal yang sangat penting. Hal ini berkaitan dengan pengambilan keputusan
dan kesempatan baru di masa mendatang. Mengenali hal yang terbaik dan hal yang
benar-benar diinginkan oleh diri sendiri juga akan memperjelas tujuan kita
serta untuk menghindari kesalahan yang sama.
Mungkin
penjelasan saya masih secara umum, namun saya harap penjelasan ini bisa
memberikan gambaran bagi banyak orang yang penyesalannya berbeda-beda satu sama
lain. Jika ada pembaca yang punya tips untuk bangkit dari penyesalan, bisa
bagikan di kolom komentar ya :D
Title picture edited by Lailin Star
Background photo by Boudewijnkok
Title picture edited by Lailin Star
Background photo by Boudewijnkok
8 comments
Betuul.. kadang merespon penyesalan supaya gak berlarut-larut itu bisa menyelamatkan kesempata yang ada ad kehidupan berikutnya.. hahha.. percuma kalo kita ratapi terus, gak ada gunanya.
ReplyDeleteyaaa hidup kita di masa sekarang mbak, masya lalu biarlah masya lalu mbak, hihi :D
Deletemelakuka kesalahan akan berujung ke penyesalan, memang rasa penyelasan itu harus dirasakan dulu, tapi jangan sampai berlanjut ke "kronis" menyalah sesalah2nya diri sendiri tanpa membuka hati dibalik apa yg terjadi.
ReplyDeletesaya pernah menyesal, karena melakukan keslaahan dimasa lalu, meskipun saya masih ada sedikit rasa kecewa terhadap diri sendiri tp saya harus tetap bergerak maju
betul sekali. Di balik kesalahan atau penyesalan pasti ada hal positif dan pembelajaran di balik itu semua :)
DeleteMau nambahin mbak,
ReplyDeletebiar gak berlarut-larut menyesal terus, salah satu cara yang saya lakukan adalah pendekatan secara spiritual dengan sang Pencipta.
Halo mbak Nike. Betul sekali, sang Pencipta tempat kita berkeluh kesah apapun masalah kita :)
Deleteiklas dg yg sudah terjadi. jangan tenggelam dalam penyesalan, nanti jadi tidak bisa bersyukur :)
ReplyDeleteterus maju ya mbak. Kayak lagu D'masiv hihi, syukuri apa yang ada hidup adalah anugrah :D
DeleteComment moderation is on. Send your comments using Google account or blog URL, so that I can visit your blog next time :) Thank you