[ REVIEW ] Midnight Diner : Tokyo Stories / 深夜食堂 -Tokyo Stories-
photo by : Netflix |
Setelah selesai menonton Switched, saya seperti
merasa kehilangan sesuatu untuk ditonton, akhirnya iseng mencari tontonan lain
di Netflix, dan bertemulah dengan drama ini. Yak, sesuai judulnya tentunya
drama ini mengenai sebuah kedai makan. Makanan-makanan lezat bisa mengobati
rasa kehilangan kan? XD
Baca juga : [ REVIEW ] Netflix Original Series : Switched
Midnight Diner : Tokyo Stories atau dikenal dengan
Shinya Shokudo awalnya merupakan drama adaptasi dari manga karya Abe Yarou yang
dirilis sekitar tahun 2006. Manga ini adalah pemenang 55th Shogakukan
Award untuk kategori General Manga. Dramanya sendiri tayang di TBS (stasiun TV
Jepang) pada tahun 2009, 2011 dan 2014, dan sudah ada 2 movie
(masing-masing di tahun 2015 dan 2016) dari kisah ini. Yang saya tonton ini
adalah season keempat, yaitu yang available di Netflix secara internasional
sejak Oktober 2016. Karena kesuksesan dari Shinya Shokudo ini, selanjutnya
kisah ini diadaptasi menjadi drama Korea berjudul Late Night Restaurant
(2015) dan drama Cina berjudul Midnight Diner (2017) . Wah keren
kan.
Drama ini berkisah tentang kedai makan sederhana
yang muat untuk sekitar 12 pengunjung bernama Meshi-ya. Pemiliknya dan
satu-satunya chef dari tempat makan ini dikenal dengan sebutan Master
(diperankan oleh Kobayashi Kaoru di semua drama dan movienya) . Menu yang
disediakan biasanya terbatas Pork Miso Soup dan minuman. Namun, Master bersedia
membuatkan apa saja yang diminta pengunjung selama dia memiliki bahan-bahannya.
Bahkan tidak jarang pengunjung sendiri yang membawakan bahan-bahannya.
Yang unik dari tempat ini adalah jam bukanya mulai
tengah malam sampai pukul 7 pagi.
Memangnya ada yang mau datang di jam segitu?
Hayo, ada tidak ya?
EPISODES :
10
LANGUAGE :
Japanese
NETWORK :
Netflix
RELEASE DATE :
October 21, 2016
REVIEW
photo by : Netflix |
When people finish their day and hurry home, my
day starts.
My diner is open from midnight to seven in the
morning.
They call it Midnight Diner
That's all I have on the menu.
But I make whatever customers request as long as I
have ingredients for it. That's my policy.
Do I even have customers?
More than you would expect.
Narasi di setiap awal episode yang disuarakan oleh
Master sendiri. Dari narasinya sudah terasa kesederhanaan dan simpati yang
dimiliki oleh pemilik tempat makan ini. Master bukanlah tokoh yang menjadi
fokus di tiap episodenya, beliau adalah pendengar yang tidak terlibat langsung
dalam konflik yang dihadapi pengunjung Meshi-ya dan tak jarang memberikan saran
dan menunjukkan kepedulian terhadap masalah yang dihadapi pengunjungnya.
Hal menarik lainnya adalah pemberian judul episode
menggunakan nama hidangan yang rata rata hidangan yang sudah tidak asing lagi
di Jepang. Mungkin kalau melihat sekilas saja dari judul-judulnya, akan mengira
Master akan menjelaskan mengenai cara memasak dan kisah dibalik setiap hidangan
tersebut. Lebih dari itu, drama ini menceritakan kisah orang-orang yang
terbiasa memakan hidangan tersebut di warung makan ini.
Keunikan lainnya adalah karena jam bukanya mulai
tengah malam, maka kita akan disuguhi kisah orang-orang yang mungkin
keberadaannya tidak kita sadari sebelumnya seperti supir taksi wanita yang
beroperasi tengah malam, gambler dan seorang anak laki-lakinya, mantan aktris
video dewasa, pemilik toko bahan makanan yang tinggal sendirian, komedian
berusia senja, dan masih banyak lagi. Dari kisah orang-orang yang mungkin
dilupakan oleh orang orang pada umumnya inilah, drama ini semakin terasa kaya
dan menghangatkan penontonnya. Yang saya suka dari drama ini adalah mereka
mengangkat sisi lain yang dimiliki orang-orang yang mungkin dipandang sebelah
mata oleh masyarakat, sisi yang menunjukkan mereka adalah manusia.
photo by : Netflix |
Di setiap akhir episode, akan ada sedikit
penjelasan mengenai tips memasak hidangan yang menjadi fokus disitu, biasanya
dinarasikan oleh tokoh utama di episode tersebut. Dan diakhiri oleh “Oyasumi”.
Untuk episode favorit? Semuanya sih, haha. Tapi
yang mungkin paling mengena adalah episode pertama mengenai supir taksi wanita
dan penyiar radio. Mungkin karena sesama wanita, dan beliau bekerja di tengah
malam. Dan juga episode pengacara dan saudara laki-lakinya yang suka bermain
Othello di masa lalu. Sedangkan hidangan yang ingin saya buat sendiri di
rumah adalah Omurice dan American Dog.
Meskipun terlihat serius, ada hal-hal sederhana
yang bikin tertawa kok. Lagi-lagi hal-hal sederhana kan. Bahagia
itu sederhana XD
Dari drama ini, hal-hal sederhana yang mungkin
diremehkan oleh orang lain bisa jadi merupakan hal penting bagi seseorang.
Tidak banyak yang bisa dibahas disini karena
nantinya ujung-ujungnya bisa bahas satu season, haha. Selain itu kesan setelah
nonton drama ini tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
Glad I found this gem.
Oh iya, JustOneCookBook punya
semua resep-resep yang terinspirasi dari semua hidangan yang ada di drama ini
lho, sehingga penonton yang ingin memasak sendiri masakan yang dihidangkan
Master di drama ini, bisa mencobanya di rumah, mengingat semua masakannya
adalah masakan yang sudah umum di Jepang.
Oke, sudah lapar?
Tunggu apa lagi? Tonton langsung drama ini hanya
di Netflix.
Selamat menonton
Oyasumi XD
0 comments
Comment moderation is on. Send your comments using Google account or blog URL, so that I can visit your blog next time :) Thank you